Kucing, Felis silvestris catus, adalah sejenis karnivora. Kata "kucing" biasanya merujuk kepada "kucing" yang telah dijinakkan, tetapi bisa juga merujuk kepada "kucing besar" seperti singa, harimau, dan macan.
Kucing telah berbaur dengan kehidupan manusia paling tidak sejak 6.000 tahun SM, dari kerangka kucing di Pulau Siprus. Orang Mesir Kuno dari 3.500 SM telah menggunakan kucing untuk menjauhkan tikus atau hewan pengerat lain dari lumbung yang menyimpan hasil panen.
Saat ini, kucing adalah salah satu hewan peliharaan terpopuler di dunia. Kucing yang garis keturunannya tercatat secara resmi sebagai kucing trah atau galur murni (pure breed),
seperti persia, siam, manx, sphinx. Kucing seperti ini biasanya
dibiakkan di tempat pemeliharaan hewan resmi. Jumlah kucing ras hanyalah
1% dari seluruh kucing di dunia, sisanya adalah kucing dengan keturunan
campuran seperti kucing liar atau kucing kampung.
Karakteristik
Kucing peliharaan atau kucing rumah adalah salah satu predator terhebat di dunia. Kucing ini dapat membunuh atau memakan beberapa ribu spesies,kucing besar
biasanya kurang dari 100. Tetapi karena ukurannya yang kecil, kucing
tidak begitu berbahaya bagi manusia. Satu-satunya bahaya yang dapat
timbul adalah kemungkinan terjadinya infeksi rabies
akibat gigitan kucing dan juga cakaran dari kuku kucing yang sangat
perih dan menyakitkan. Kucing dapat berakibat fatal bagi suatu ekosistem
yang bukan tempat tinggal alaminya. Pada beberapa kasus, kucing
berperan atau menyebabkan kepunahan. Kucing menyergap dan melumpuhkan
mangsa dengan cara yang mirip dengan singa dan harimau, menggigit leher mangsa dengan gigi taring yang tajam sehingga melukai saraf tulang belakang atau menyebabkan mangsa kehabisan napas dengan merusak tenggorokan.
Kucing dianggap sebagai "karnivora yang sempurna" dengan gigi dan
saluran pencernaan yang khusus. Gigi premolar dan molar pertama
membentuk sepasang taring di setiap sisi mulut yang bekerja efektif
seperti gunting untuk merobek daging. Meskipun ciri ini juga terdapat
pada famili Canidae atau anjing, tapi ciri ini berkembang lebih baik pada kucing. Tidak seperti karnivora lain, kucing hampir tidak makan apapun yang mengandung tumbuhan. Beruang dan anjing
kadang memakan buah, akar, atau madu sebagai suplemen jika ada
sementara kucing hanya memakan daging, biasanya buruan segar. Dalam
penangkaran, kucing tidak dapat diadaptasikan dengan diet vegetarian
karena mereka tidak dapat mensintesis semua asam-asam amino yang mereka
butuhkan hanya dengan memakan tumbuhan; berbeda dengan anjing
peliharaan, yang sering diberi makan produk campuran daging dan sayuran
dan kadang dapat beradaptasi dengan diet vegetarian secara total.
Meskipun memiliki reputasi sebagai hewan penyendiri, kucing biasanya dapat membentuk koloni liar tetapi tidak menyerang dalam kelompok seperti singa.
Setiap kucing memiliki daerahnya sendiri (jantan yang aktif secara
seksual memiliki daerah terbesar, sedang jantan steril memiliki daerah
paling kecil) dan selalu terdapat daerah "netral" dimana para kucing
dapat saling mengawasi atau bertemu tanpa adanya konflik teritorial atau
agresi. Di luar daerah netral ini, penguasa daerah biasa akan mengejar
kucing asing, diawali dengan menatap, mendesis, hingga menggeram, dan
bila kucing asing itu tetap tinggal, biasanya akan terjadi perkelahian
singkat.
Kucing yang sedang berkelahi menegakkan rambut tubuh dan
melengkungkan punggung agar mereka tampak lebih besar. Serangan biasanya
terdiri dari tamparan di bagian wajah dan tubuh dengan kaki depan yang
kadang disertai gigitan. Luka serius pada kucing akibat perkelahian
jarang terjadi karena pihak yang kalah biasanya akan lari setelah
mengalami beberapa luka di wajah. Jantan yang aktif biasanya sering
terlibat banyak perkelahian sepanjang hidupnya. Hal ini tampak pada
berbagai luka di bagian wajah,
seperti hidung atau telinga. Kucing betina kadang juga terlibat
perkelahian untuk melindungi anak-anaknya bahkan kucing steril pun akan
mempertahankan daerah kecilnya dengan gigih.
Melihat dari perilaku kucing yang ada saat ini, kucing liar yang
merupakan nenek moyang kucing peliharaan diperkiraan berevolusi pada iklim gurun.
Kucing senang dengan suasana hangat dan sering tidur di bawah hangatnya
sinar matahari. Kotorannya biasanya kering dan kucing lebih suka
menguburnya di tempat berpasir. Kucing dapat mematung, tidak bergerak
cukup lama terutama ketika sedang mengintai mangsa atau bersiap untuk
"pounce". Di Afrika Utara masih ditemukan kucing liar yang mungkin berkerabat dekat dengan nenek moyang kucing peliharaan saat ini.
Karena memiliki kekerabatan yang dekat dengan binatang gurun,
ketahanan kucing terhadap panas dan dinginnya iklim daerah subtropis
agak terbatas. Kucing tidak tahan terhadap kabut, hujan, dan salju, meskipun ada beberapa jenis seperti Norwegian Forest Cat dan Maine Coon yang mampu bertahan; dan berusaha mempertahankan suhu tubuh normalnya, yaitu 39°C, dalam keadaan basah. Kebanyakan kucing tidak suka berendam dalam air, kecuali jenis Turkish Van.
Masa kehamilan atau gestasi
pada kucing berkisar 63 hari. Anak kucing terlahir buta dan tuli. Mata
mereka baru terbuka pada usia 8-10 hari. Anak kucing akan disapih oleh
induknya pada usia 6-7 minggu dan kematangan seksual dicapai pada umur
10-15 bulan. Kucing dapat mengandung 4 janin sekaligus karena rahimnya
memiliki bentuk yang khusus dengan 4 bagian yang berbeda.
Kucing biasanya memiliki berat badan antara 2,5 hingga 7 kilogram
dan jarang melebihi 10 kg. Bila diberi makan berlebihan, kucing dapat
mencapai berat badan 23 kg. Tapi kondisi ini amat tidak sehat bagi
kucing dan harus dihindari. Dalam penangkaran, kucing dapat hidup selama
15 hingga 20 tahun, kucing tertua diketahui berusia 36 tahun. Kucing
peliharaan yang tidak diperbolehkan keluar rumah dan disterilkan dapat
hidup lebih lama (mengurangi risiko perkelahian dan kecelakaan). Kucing
liar yang hidup di lingkungan urban modern hanya hidup selama 2 tahun
atau bahkan kurang dari itu.
Kucing peliharaan yang tinggal di dalam rumah harus diberi kotak
kotoran yang berisi pasir atau bahan khusus yang dijual di toko hewan
peliharaan. Perlu juga disediakan tempat khusus bagi kucing untuk
mencakar. Hal ini penting karena kucing memerlukan kegiatan mencakar ini
untuk menanggalkan lapisan lama pada kukunya agar kukunya dapat tetap
tajam dan terjaga kesehatannya. Tidak adanya tempat khusus ini akan
menyebabkan kucing banyak merusak perabotan.
Sering kali kucing menunjukkan perilaku memilih makanan. Hal ini
dikarenakan mereka memiliki organ pembau khusus di langit-langit
mulutnya yang disebut sebagai organ vomeronasal atau organ Jacobson. Ketika organ ini terstimulasi oleh suatu jenis makanan tertentu, kucing akan menolak makanan selain makanan itu.
Kucing dapat melihat dalam cahaya yang amat terang. Mereka memiliki Selaput pelangi atau iris membentuk celah pada mata yang akan menyempit. Meskipun demikian, penyempitan ini juga mengurangi bidang pandang kucing. Suatu organ yang disebut tapetum lucidum
digunakan dalam lingkungan dengan sedikit cahaya. Organ inilah yang
menyebabkan warna-warni mata kucing ketika difoto dengan menggunakan
blitz. Seperti kebanyakan predator, kedua mata kucing menghadap ke
depan, menghasilkan persepsi jarak dan mengurangi besarnya bidang
pandang. Mata kucing memiliki persepsi trikomatik yang lemah.
Ketika cahaya yang ada terlalu sedikit untuk melihat, kucing akan menggunakan "kumis" atau misainya (vibrissae)
untuk membantunya menentukan arah dan menjadi alat indera tambahan.
Misai dapat mendeteksi perubahan angin yang amat kecil, membuat kucing
dapat mengetahui adanya benda-benda di sekitarnya tanpa melihat.
Kucing memiliki kelopak mata ketiga yang disebut membrana niktitans.
Kelopak ketiga ini terdiri dari suatu lapisan tipis yang dapat menutupi
mata dan nampak ketika mata kucing terbuka. Membran ini menutup
sebagian ketika kucing sedang sakit. Kadang kucing yang amat mengantuk
atau gembira juga memperlihatkan membran ini.
Suara kucing sering ditulis "meong" dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasa Inggris yang digunakan di Amerika, suara kucing ditulis "meow". Di negara Inggris sendiri, penulisannya adalah "miaow", "miaow" dalam bahasa Perancis, "miau" dalam bahasa Jerman, "nya" dalam bahasa Jepang
dan berbagai penulisan lain dalam berbagai bahasa. Suara "meong" kucing
memiliki berbagai arti tergantung pengucapannya oleh si kucing. Kucing
juga dapat mengeluarkan suara seperti dengkuran panjang yang sering
disukai manusia. Karena suara ini bukan merupakan suara vokal, maka
kucing dapat mengeluarkan suara dengkuran dan mengeong pada saat yang
sama.
Umumnya semua daun telinga kucing tegak. Tidak seperti pada anjing, kucing dengan telinga terlipat amat jarang ditemukan. Jenis Scottish Fold
adalah salah satu jenis kucing dengan mutasi genetik yang langka ini.
Ketika marah atau takut, daun telinga kucing jenis ini akan tertekuk ke
belakang sementara si kucing mengeluarkan suara menggeram atau mendesis.
Ketika mendengarkan suatu suara, daun telinga kucing akan bergerak ke
arah sumber suara; daun telinga kucing dapat mengarah ke depan, ke
samping, bahkan seolah menoleh ke belakang.
Kucing termasuk hewan yang bersih. Mereka sering merawat diri dengan menjilati rambut mereka. Saliva atau air liur mereka adalah agen pembersih yang kuat, tapi dapat memicu alergi pada manusia. Kadang kala kucing memuntahkan hairball atau gulungan rambut yang terkumpul di dalam perut mereka.
Kucing menyimpan energi dengan cara tidur lebih sering ketimbang
hewan lain. Lama tidur kucing bervariasi antara 12-16 jam per hari,
dengan angka rata-rata 13-14 jam. Tetapi tidak jarang dijumpai kucing
yang tidur selama 20 jam dalam satu hari.
Jenis-jenis kucing peliharaan
Ras
Jumlah jenis kucing ras di seluruh dunia amat banyak. Setiap ras
memiliki ciri khusus, tapi karena sering terjadinya kawin silang antar
ras, banyak kucing yang hanya dikelompokkan dalam jenis bulu panjang dan
bulu pendek, tergantung jenis rambut penutup tubuhnya.
Ada banyak macam ras kucing, beberapa diantaranya :
- Manx
- Sebagian orang menyebutnya Rumpy. Ekornya pendek, Warna bulunya cokelat dan lavender. Sifatnya setia, ramah dan pintar.
- Maine Coon
- Asalnya dari Maine, AS, keturunan Angora dan American Shorthair. Sifatnya lucu, pemalu tapi mau, dan mudah akrab. Bulunya tipis, lembut, dan warnanya beragam.
- British Shorthair
- Dikembangkan di Inggris. Kucing ini kalem, lembut, hangat, dan pintar. Warna bulunya ada yang polos (putih,hitam,biru,merah dan krem), dwiwarna, hitam pekat, belang.
- Burmese (Burma)
- Kucing ini dibiakkan oleh Dr. Thompson (AS) dari kucing ratu wong mau (Burma) dan siam. Warna cokelat musang, warna lainnya biru, champagne, lifa, merah, cokelat, dan biru kura-kura. sifatnya periang dan lucu.
- Chinchilla longhair
- Inilah kucing persia paling anggun. Nenek moyangnya dari Inggris. Ras ini dibagi dalam dua macam, yaitu chinchilla warna cerah (sejati) dan yang agak gelap (perak gradasi).
Macam warna
Kucing memiliki banyak warna dan macam pola. Ciri fisik ini tidak
bergantung pada rasnya. Kucing rumahan dikelompokkan ke dalam jenis
berikut berdasar penampakan fisiknya :
- bulu pendek
- bulu panjang
- oriental (bukan ras khusus, semua kucing yang bertubuh langsing, mata berbentuk almond, daun telinga lebar, dan rambut tubuh halus yang pendek)
Gen yang mengatur warna dan pola pada bulu kucing menentukan penampilan fisik dari kucing yang membedakan mereka ke dalam:
- Telon atau calico
- dasar putih dengan bercak warna hitam atau oranye (atau biru atau krem). Orang Jepang sering menyebut pola ini sebagai mi-ke. Karena gen pengendali warna bulu terletak pada kromosom kelamin (bertaut kelamin), kucing telon yang beraneka warna ini umumnya betina.
- Tortoiseshell
- hitam dengan warna oranye dan putih tersebar di seluruh tubuhnya. Kucing yang memiliki warna hitam, oranye terang, dan oranye gelap disebut sebagai Calimanco atau Clouded Tiger.
- Tabby
- bergaris dengan bermacam pola. Pola klasik pada kucing ini berbentuk bulatan-bulatan atau lingkaran. Tabby jenis mackerel mempunyai tiga garis yang tampak di samping tubuhnya, membuat kucing ini seperti ikan mackerel.
- Maltese
- nama lama dari kucing biru (abu-abu).
- Bicolor (dua warna)
- disebut juga Tuxedo cat atau Jellicle cat karena memiliki bulu berwarna hitam dengan sedikit warna putih pada bagian kaki, perut, dada, dan mungkin pula di bagian wajah.
Domestikasi
Seperti halnya hewan yang telah mengalami domestikasi (penjinakan), kucing hidup dalam hubungan mutualistik
dengan manusia. Tapi sejarah mutualisme ini jauh lebih pendek
dibandingkan dengan hewan domestikasi yang lain dan tingkat domestikasi
kucing juga masih diperdebatkan. Karena keuntungan yang diperoleh dari
adanya kucing, maka manusia membiarkan kucing liar berkeliaran di
pemukiman. Nenek moyang kucing rumahan tidak terlalu dekat dengan
pemiliknya, berbeda dengan hewan domestik yang lain. Sejarah inilah yang
mungkin menyebabkan tidak adanya ikatan yang kuat yang dimiliki kucing
pada pemiliknya. Akibatnya, kebanyakan pemilik kucing menganggap kucing
adalah hewan yang tidak terlalu peduli dan mandiri. Namun, kucing dapat
sangat dekat dengan pemiliknya, terutama jika ia dibesarkan sejak kecil
dan sering mendapatkan perhatian.
Aspek budaya
Pada masa silam diyakini bahwa nenek moyang kucing adalah Miacis, binatang liar pada masa Eosen yang sosoknya mirip musang, kira-kira 50 juta tahun silam.
Catatan paling awal tentang usaha domestikasi kucing adalah sekitar
tahun 4000 SM di Mesir, ketika kucing digunakan untuk menjaga toko bahan
pangan dari serangan tikus. Namun, baru-baru ini dalam sebuah makan di
Shillourokambos, Siprus,
bertahun 7500 SM, ditemukan kerangka kucing yang dikuburkan bersama
manusia. Karena tikus bukanlah hewan asli Siprus, hal ini menunjukkan
bahwa paling tidak pada saat itu, telah terjadi usaha domestikasi
kucing. Kerangka kucing yang ditemukan di Siprus ini mirip dengan
spesies kucing liar yang merupakan nenek moyang kucing rumahan saat ini.
Pada tahun 1.800-an ditemukan suatu kuburan atau tepatnya "situs"
berisikan 300.000 mumi kucing dalam keadaan masih utuh, yang menandakan
dahulu kucing memang suatu hewan yang spesial. Orang Mesir kuno
menganggap kucing sebagai penjelmaan Dewi Bast,
juga dikenal sebagai Bastet atau Thet. Hukuman untuk membunuh kucing
adalah mati, dan jika ada kucing yang mati kadang dimumikan seperti
halnya manusia.
Di abad pertengahan, kucing sering dianggap berasosiasi dengan penyihir
dan sering dibunuh dengan dibakar atau dilempar dari tempat tinggi.
Beberapa ahli sejarah berpendapat bahwa takhyul seperti inilah yang
menyebabkan wabah Black Death menyebar dengan cepat. Black Death diperkirakan merupakan sebuah wabah penyakit pes di Eropa pada abad ke-14. Cepatnya penyebaran wabah ini menyebabkan banyak orang waktu itu percaya bahwa setanlah yang menyebabkan penyakit tersebut. Pernyataan Paus
menyebutkan bahwa kucing yang berkeliaran dengan bebas telah bersekutu
dengan setan. Karena pernyataan ini, banyak kucing dibunuh di Eropa pada
saat itu. Penurunan jumlah populasi kucing menyebabkan meningkatnya
jumlah tikus, hewan pembawa penyakit pes yang sesungguhnya.
Saat ini, orang masih percaya bahwa kucing hitam adalah pembawa sial
sementara ada yang percaya bahwa kucing hitam justru membawa
keberuntungan. Kucing juga masih diasosiasikan dengan sihir. Kucing
hitam sering diasosiasikan dengan Halloween. Penganut wicca dan neopaganisme yang lain mempercayai bahwa kucing sebenarnya baik, mampu berhubungan dengan dunia lain, dan dapat merasakan adanya roh jahat.
Di Asia, kucing termasuk ke dalam salah satu zodiak Vietnam. Namun kucing tidak termasuk ke dalam zodiak Tionghoa.
Menurut legenda, ketika Raja Langit mengadakan pesta untuk hewan yang
akan dipilih menjadi zodiak, ia mengutus tikus untuk mengundang
hewan-hewan yang telah dipilihnya. Bagian cerita ini dikisahkan dalam
berbagai versi, tikus lupa untuk mengundang kucing, tikus menipu kucing
mengenai hari pesta, dan berbagai variasi lainnya. Pada akhirnya kucing
tidak hadir dalam pesta itu, tidak terpilih menjadi hewan zodiak,
sehingga memiliki dendam kesumat pada tikus.
Dalam syariat Islam, seorang muslim diperintahkan untuk tidak menyakiti atau bahkan membunuh kucing, berdasarkan hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari kisah Abdullah bin Umar dan Abu Hurairah.
Hukum menjual dan membeli kucing pun dalam syariat Islam adalah haram
hukumnya berdasarkan dalil hadits Nabi Muhammad dan kaidah fiqih
(al-qawa’id al-kulliyah). Dalil hadits Muhammad, diriwayatkan dari
sahabat Jabir bin Abdillah bahwasanya sang Nabi telah melarang memakan kucing dan melarang pula memakan harga kucing.
Hadits Muhammad itu menjadi dalil haramnya memakan kucing dan
memperjual-belikan kucing. Jadi Umat Islam diharamkan untuk
memperdagangkan kucing sebagaimana mereka diharamkan memakan daging
kucing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar